Sejak Maret 2020 lalu saat Covid-19 mulai mendunia dan warga dunia dihebohkan oleh kedatangan virus jenis baru yang mulai merebak pada akhir tahun 2019 di Wuhan, Tiongkok. Covid-19 atau SARS-CoV-2 menginfeksi manusia dengan cara menyerang sistem pernapasan manusia. Gejala virus ini yaitu demam, batuk, dan sesak napas. Penyebaran virus ini tergolong sangat cepat sehingga hampir seluruh dunia melaporkan kasus Covid-19 ini. Oleh karena itu, ditetapkanlah perintah untuk menjaga jarak, mencuci tangan, memakai masker. Kita dituntut untuk hidup lebih sehat dan patuh pada aturan agar dapat menghentikan penyebaran virus ini. Anjuran untuk tetap di rumah pun dilakukan agar penularan virus ini dapat dikontrol.
Pada masa pandemi ini telah banyak aktivitas terhenti, seperti pendidikan, ekonomi, keagamaan, dan lain sebagainya. Dampak yang paling terasa adalah di bidang ekonomi. Krisis ekonomi pun semakin terasa, jumlah pengangguran semakain meningkat, dan banyak tenaga kerja yang di-PHK. Hal ini pun dapat memicu stress bagi beberapa orang sehingga kondisi tersebut dapat memicu seseorang untuk terjerumus menggunakan NAPZA. Seperti penelitian yang dilakukan oleh (Kholik et al., 2014) bahwa salah satu faktor penyalahgunaan NAPZA adalah karena pengaruh stress secara psikologis. Dengan timbulnya stress, seseorang biasanya akan mencari cara untuk mengatasi rasa stressnya, salah satunya adalah dengan menggunakan barang terlarang NAPZA.

Angka penyalahgunaan NAPZA meningkat ditengah masa pandemi Covid-19 karena banyak orang yang merasa stress karena dampak ekonomi, kehilangan mata pencaharian, bekerja di rumah, pembelajaran jarak jauh, dan efek PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang dilakukan pemerintah. Kasus penyalahgunaan NAPZA pada masa pandemi Covid-19 ini mengalami peningkatan yang sangat besar yaitu meningkat 120% pada bulan April dibandingkan bulan Maret 2020, seperti yang telah di katakan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana.
Selama masa pandemi ini memang kita dituntut untuk melakukan aktivitas dari dalam rumah. Kita belajar dari rumah via online, bekerja dari rumah, dan sebisa mungkin tidak pergi ke tempat umum jika tidak mendesak. Hal-hal tersebut memicu seseorang mudah merasa jenuh dan bosan dengan rutinitas yang memperlakukan kita seperti orang yang dikurung di dalam rumah dan membatasi sosialisasi secara tatap muka langsung. Oleh sebab itu, hal ini sangat memicu seseorang untuk stress dengan rutinitas tersebut, belum lagi dampak ekonomi yang sangat terasa sehingga beberapa dari kita banyak yang memilih NAPZA sebagai pelariannya. Padahal kita tahu bahwa NAPZA ini sangat berbahaya dan memiliki dampak seperti dehidrasi, tubuh akan mengalami kekurangan cairan karena keseimbangan elektrolit berkurang, halusinasi, rasa mual, muntah, rasa takut yang berlebihan, gangguan kecemasan, depresi, penurunan tingkat kesadaran bahkan kematian, dan juga dampak pada kualitas hidup, seperti sulit berkonsentrasi saat bekerja atau belajar, mengalami masalah keuangan, hingga berurusan dengan kepolisian.
Menurut Dr. Nora Volkow, direktur National Institute on Drug Abuse, virus corona ini menyerang beberapa populasi yang mengguankan narkoba. Alasanya karena, virus ini menyerang sistem pernapasan sehingga pemakai ganja dapat terancam. Juga, kekebalan imun tubuh yang menurun akibat dari pengguanan narkoba dapat memperparah seseorang yang terjangkit virus corona ini.
Oleh karena itu, perlu adanya pendekatan dalam pencegahan penyalahgunaan NAPZA. Pendekatan tersebut harus sesuai dengan kondisi pandemi Covid-19 yang membatasi kita untuk bersosialisasi secara tatap muka. pendekatan itu adalah sebagai berikut:
- Pendekatan agama
Dengan pendekatan agama akan menjadi pribadi yang menaati peraturan seperti halnya menjauhi penyalahgunaan NAPZA karena hal tersebut dapat mendatangkan mudarat.
2. Pendekatan psikologis
Pendekatan psikologis ini dapat dilakukan dengan cara memberikan nasihat dari hati ke hati sesuai dengan karakter seseorang sehingga kesadaran diri untuk mengindari narkoba terbentuk.
3. Pendekatan sosial
Pendekatan sosial ini menekankan pada perlunya menyadarkan seseorang bahwa diri mereka itu penting dan berarti baik di dalam lingkungan keluarga, pertemanan, dan lingkungan kerjanya. Penyadaran akan penting dan berartinya diri mereka akan membentuk Assertiveness dan Self Regulation dalam dirinya sehingga dapat mencegah indvidu dari kekejaman narkoba.
Masa pandemi covid-19 ini memang menjadi tantangan tersendiri bagi kita semua. Dampak yang ditimbulkan dari Covid-19 ini pun membuat banyak orang stress, termasuk akan rutinitas baru yang melarang kita untuk berkumpul, dan melakukan aktivitas di luar rumah dengan bebas. Dampak stress tersebut dapat memicu seseorang untuk menggunakan obar-obatan terlarang (NAPZA), terlihat dari kenaikan kasus NAPZA yang naik hingga dua kali lipat di masa pandemi covid-19 ini. Oleh karena itu, perlu adanya pendekatan pencegahan agar seseorang terhindar dari godaan NAPZA, yaitu dengan pendekatan agama, psikologis, dan sosial . Semoga pandemi covid-19 lekas selesai sehingga kita semua dapat terhindar dari hal-hal yang tidak kita ingingkan.
Judul Oleh : Izzy Nabila El Bacht
Daftar Pustaka
Marhaenjati, B. (2020). Kasus Narkoba Naik, Bandar Memanfaatkan Wabah Covid-19. BeritaSatu.Com. https://www.beritasatu.com/nasional/627561-kasus-narkoba-naik-bandar-memanfaatkan-wabah-covid19
Mei Wulandari, C., Ajeng Retnowati, D., Judi Handojo, K., Farmasi Jember, A., Jl Pangandaran No, I., & Indonesia, J. (2015). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA MASYARAKAT DI KABUPATEN JEMBER. Jurnal Farmasi Komunitas. http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/jfk46ebbf57f0full.pdf