Pandemi Covid-19 yang terus melanda banyak negara salah satunya Indonesia memang tidak dapat kita elakkan. Pandemi yang terus melanda mengharuskan banyak pelajar dan mahasiswa untuk melakukan pembelajaran secara daring. Jika dilihat dari berbagai sisi, pembelajaran diluar kampus dan menggunakan media online memiliki sisi positif dan negatif. Mahasiswa lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dan terkesan lebih bebas melakukan banyak hal di rumah karena tidak dapat melakukan kegiatan kegiatan belajar atau organisasi di luar rumah. Hal ini memang baik, namun setiap sisi kebaikan pasti akan ada pula kelemahannya. Masa pandemi yang mengharuskan banyak orang di rumah saja juga bisa menambah deretan kasus mahasiswa yang masuk dalam lingkaran setan narkotika.

Mahasiswa yang tergolong sebagai generasi muda ini merupakan market pasar  yang terjaga dari kalangan pengedar narkoba karena dari segi umur mereka memiliki masa hidup yang lebih lama dan memiliki potensi kecanduan jangka panjang. Oleh karenanya, saat ini banyak pengedar yang menyasar target anak muda karena nantinya target marketnya akan terjaga. Kondisi pandemi apalagi pembatasan kegiatan yang tengah berlangsung untuk mengurangi penyebaran covid, tak ayal menjadi penghalang mahasiswa melakukan pesta narkoba. Pesta narkoba yang dilakukan mahasiswa tetap terjadi bahkan di tengah kondisi dan situasi covid-19 yang memprihatinkan masyarakat. Pasalnya, mereka mendapatkan narkoba dengan cara patungan bersama sama untuk membeli barang haram tersebut. Lalu, apakah penyebab pesta narkoba yang dilakukan mahasiswa meskipun dalam masa pandemi ini? Bukankah mahasiswa yang belajar di rumah mendapat pengawasan langsung dan perhatian lebih dari orang tuanya, mengapa justru kasus mahasiswa yang terjerumus dalam narkoba terus saja bertambah? Berikut adalah beberapa penyebab mahasiswa melakukan penyalahgunaan narkotika dalam situasi biasa maupun dalam situasi pandemi:

  1. Rasa penasaran

Rasa penasaran dan rasa ingin mencoba coba adalah salah satu faktor terbesar yang menyebabkan mahasiswa mengkonsumsi narkoba. Rasa penasaran ini menjadi faktor yang sangat sulit untuk diatasi baik sebelum adanya pandemi ataupun ditengah pandemi. Banyak mahasiswa yang mencoba narkoba karena rasa penasaran yang timbul mengenai apa itu narkoba, apa efek yang muncul setelahnya, dsb. Mahasiswa cenderung memiliki rasa penasaran yang tinggi dikarenakan pergaulan dan lingkungannya yang luas. Rasa penasaran ini biasanya juga muncul karena ada pepatah “namanya juga masih muda apa aja dicoba”. Namun perlu digaris bawahi, bahwa rasa penasaran yang berujung pada coba-coba menggunakan narkoba adalah kesalahan besar. Di masa pandemi ini, mungkin juga banyak mahasiswa yang jenuh berada di rumah sehingga ingin melakukan hal-hal baru namun salah dalam pengeksekuasiannya. Bukannya melakukan hal hal positif dan bermanfaat tetapi terjun dalam dunia narkotika.

  1. Pelarian masalah

Selain  rasa penasaran, terkadang adanya tekanan atau masalah pribadi membuat beberapa mahasiswa mencoba narkoba dengan harapan menjadi pelarian masalah. Namun, semua itu salah bahkan dengan mencoba narkoba akan menjadi penambah masalah selanjutnya yaitu kecanduan dan akhirnya melakukan segala cara yang tidak baik untuk mendapatkan narkoba yang akan sulit diatasi dan sulit keluar dari lingkaran itu. Di kala pandemi, mungkin saja masih banyak mahasiswa yang memiliki banyak tekanan dari berbagai pihak sehingga mereka nekat mencoba narkotika.

  1. Pergaulan sesama teman

Tidak dapat dipungkiri sebagai makhluk sosial kita tentunya bersosialisasi dengan banyak orang apalagi mahasiswa yang hidup dalam lingkungan kampus dengan berbagai background mahasiswanya yang memiliki banyak culture dan karakter yang beragam. Pergaulan dengan teman tentunya memiliki banyak benefit, namun jika kita bergaul dengan orang yang salah misalnya pemakai narkoba atau pengedar maka itulah penyebab paling ampuh yang menjadikan kita terjerat dalam belenggu narkoba karena ajakan teman. Saat pembelajaran masih dilakukan tatap muka, mahasiswa akan banyak berinteraksi dengan mahasiswa lain yang berbeda sifat dan karakter antar satu sama lain. Hal ini dapat menjadi salah satu peluang masuknya seorang mahasiswa ke dalam dunia narkotika. Rayuan dan ajakan teman untuk mengkonsumsi obat-obatan yang dilarang ini dengan tujuan agar lebih rileks, atau sekedar have fun tak dapat terelakkan di lingkungan kampus. Lantas bagaimana dengan kondisi pandemi? Apakah pergaulan dengan teman masih menjadi salah satu faktor ampuh yang menyebabkan mahasiswa terjerat narkoba? Dikutip dari pikiranrakyat.com yang dipublikasikan tanggal 5 Juni 2020 bahwa dalam masa pandemi pun ada mahasiswa yang kedapatan berpesta narkoba dengan teman-temannya. Dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam maupun tidak dalam kondisi pandemi, faktor pergaulan dengan teman menjadi salah satu faktor terbesar dalam kasus penyalahgunaan narkoba pada mahasiswa.

  1. Faktor keluarga

Faktor keluarga juga dapat menjadi penyebab mengapa seorang mahasiswa masuk dalam dunia kelam narkoba. Biasanya faktor ini terjadi jika anak berada dalam keluarga yang tidak harmonis atau memiliki masalah keluarga sehingga mencari penenang dengan menggunakan narkotika. Selain itu, adanya anggota keluarga yang mengkonsumsi narkoba juga dapat menjadikan salah satu faktor penyebab seseorang mencoba narkoba karena anggapan “orang terdekatku saja memakai narkoba, kenapa aku tidak boleh”. Selain itu, didikan orang tua juga berpengaruh, jika seorang anak dididik dari kecil untuk menjauhi narkoba, maka setidaknya ia tahu bahwa mengkonsumsi narkoba adalah hal yang salah.

Setelah kita mengetahui penyebab-penyebab penyalahgunaan narkoba di kalangan mahasiswa, ada beberapa hal yang perlu kita garis bawahi bahwa sebenarnya peredaran dan penggunaan narkotika di kampus bukanlah sekedar omong kosong saja, bahkan faktanya banyak penyalahgunaan narkotika di lingkungan kampus oleh mahasiswa bahkan dosen hanya saja belum terpublikasikan dengan baik dan terkadang pola penyalahgunaannya mengikuti tren yang berbeda. Tak hanya satu dua orang yang kedapatan mengkonsumsi narkotika di lingkungan kampus, namun faktanya banyak mahasiswa yang ditangkap karena kasus penyalahgunaan narkoba yang berujung pada hukuman pidana dan drop out dari kampus. Penyalahgunaan narkotika juga dapat menyebabkan banyak penyakit berbahaya sepeti HIV, Hepatitis, dan Tubercolis yang dapat menularkan pada orang terdekat bahkan masyarakat. Jangan sampai  mahasiswa yang menjadi penerus bangsa terjangkit penyakit-penyakit berbahaya yang awal mulanya karena penyalahgunaan narkotika. Mari mulai dari menanamkan pada diri sendiri dan orang sekitar untuk menjauhi narkoba, jika semua orang memiliki pola pikir yang sama terhadap bahaya narkoba maka tak menutup kemungkinan bahwa Indonesia bisa bebas dari narkoba.

Oleh : Fani Audriyani

Daftar Referensi

Kristanti, Livia. 2019. “Rasa Penasaran jadi Faktor Utama mahasiswa Konsumsi Narkoba”. 30 Juli 2019. Diakses melalui https://www.google.com/amp/s/m.antaranews.com/amp/ berita/ 983560/ rasa-penasaran-jadi-faktor-utama-mahasiswa-konsumsi-narkoba

Kesangmauri, Faluthi. 2019. “Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Mahasiswa Masih Marak, Apa Penyebabnya?”. 5 Desember 2019. Dikases melalui https://www.depokpos.com/2019 /12/ penyalahgunaan-narkoba-di-kalangan-mahasiswa-masih-marak/?amp

Pratiwi, Gita. 2020. “Di Tengah Pandemi Covid-19, 6 Mahasiswa Diketahui Sering Pesta Narkoba”. 5 Juni 2020. Diakses melalui https://www.google.com/amp/s/www.pikiran-rakyat.com/nasional/amp/pr-01395331/di-tengah-pandemi-covid-19-6-mahasiswa-diketahui-sering-pesta-narkoba

PUSLITDATIN BNN. 2019. “Penggunaan Narkotika di kalangan Remaja Meningkat”. 12 Agustus 2019. Diakses melalui https://bnn.go.id/penggunaan-narkotika-kalangan-remaja-meningkat/

Tambun, Lenny Tristia. 2021. “27% Pengguna Narkoba dari Kalangan Pelajar dan Mahasiswa”. 26 Juni 2021. Diakses melalui https://www.google.com/amp/s/www.beritasatu.com/ amp/nasional/ 792291/27-pengguna-narkoba-dari-kalangan-pelajar-dan-mahasiswa

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *