Penggunaan vape atau rokok elektrik di kalangan remaja semakin meningkat. Vape atau rokok elektrik awalnya dibuat untuk alternatif dari rokok tradisional. Tetapi, semakin kesini vape malah digunakan untuk mengenalkan nikotin ke semua generasi. Hal ini disesali oleh Professor Community Health Science dari Boston University, Michael Siegel, MD.

“Kami telah kehilangan persepsi positif tentang keuntungan dari produk ini untuk perokok dewasa, karena begitu banyak histeria tentang betapa berbahayanya produk ini bagi kaum muda,” kata Siegel. “Rokok elektronik membantu begitu banyak perokok dewasa untuk menyelamatkan hidup mereka. Secara harafiah, yakni dengan memberi mereka alternatif selain rokok yang mematikan,” sambungnya.

Studi menyebut di Amerika Serikat, pengguna rokok elektrik meningkat pesat di kalangan remaja terutama di kalangan pelajar SMA. Hasil studi juga mengungkapkan pelajar yang menggunakan rokok elektrik meningkat, karena semakin mudahnya barang tersebut ditemukan. Penyebab lainnya yaitu bentuk alat rokok elektrik yang ramah bagi remaja dan berbagai macam rasa yang bisa didapatkan dari rokok elektrik tersebut. Menurut The America Cancer Society, beberapa perasa bahkan mengandung diacetyl, yaitu zat yang dikaitkan dengan bronchiolitis obliterans, penyakit paru-paru yang serius.

Penggunaan rokok elektrik di usia remaja dapat berakibat fatal karena merusak fungsi otak. Dokter spesialis anak Catharine Mayung Sambo menjelaskan vape pada anak-anak dan remaja dapat merusak fungsi otak.

“Perkembangan otak terutama bagian depan yang berperan dalam kebijakan, perilaku, dan kecerdasan terus berkembang sampai usia 25 tahun. Bagian ini sangat rentan terhadap nikotin,” ujar dokter spesialis anak, Catherine Mayung Sambo.

Dalam waktu tujuh detik saja, nikotin yang diisap melalui vape dapat dengan cepat menuju otak dan mengubahnya dengan singkat. Akibatnya, fungsi otak untuk mengatur perilaku dan kecerdasan akan berkurang. Anak dan remaja akan sulit menentukan pilihan, membuat keputusan, menimbang baik dan buruk. Anak juga rentan terhadap perilaku yang menyimpang. Kecerdasan dan pola pikir anak menjadi berkurang drastis.

Semakin banyaknya pengguna rokok elektrik di kalangan remaja ini seolah-olah menggiring opini negatif kepada produk-produk vapor. Padahal, penelitian dari New England Journal of Medicine menjelaskan bahwa rokok elektrik terbukti dua kali lebih efektif untuk membantu perokok berhenti merokok, daripada perangkat penghentian merokok yang disetujui FDA. David Bershad salah satunya. Pemilik waralaba Vape Daddy’s, Inc, mengaku khawatir bahwa masalah ini telah memberikan rokok elektrik preseden yang buruk. “Saya pikir orang tidak benar-benar mengerti apa yang kami coba lakukan dengan vaping,” kata Bershad.

Pakar kesehatan pun masih terbelah dalam menyikapi meningkatnya penggunaan rokok elektrik dan vape apalagi untuk usia remaja. Rokok elektrik jika digunakan oleh perokok dewasa sejatinya memungkinkan perokok yang mencoba berhenti untuk memantau asupan nikotin mereka dan menyesuaikan dosis mereka secara bertahap. Salah satu alasan mengapa vaping menjadi produk alternatif yang paling efektif adalah karena vaping meniru kegiatan seperti merokok konvensional.

Oleh : Muhammad Dwiki Firmansyah

Daftar Referensi

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/07/25/204340420/vape-berbahaya-untuk-remaja-orangtua-harus-waspada?page=all

https://www.suara.com/health/2018/12/17/200500/studi-penggunaan-vape-meningkat-di-kalangan-pelajar-sma

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20191005171629-255-437066/gelora-remaja-dan-demam-rokok-elektrik

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *